Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Anda dan Saya dipanggil Tuhan
Saat saya merenungkan tentang panggilan Tuhan, saya sangat bersedih. Banyak orang yang akhirnya lari dari panggilanNya. Karena penderitaan yang mereka alami maka mereka menyerah begitu saja. Karena mereka tidak mendapatkan kepopuleran, kekayaan, dan kenyamanan maka banyak diantara mereka yang mengganti panggilan Tuhan dengan cara mereka sendiri. Saya mendengar seorang pendeta yang tidak berani menegur jemaatnya karena takut kehilangan perpuluhan. Ada pelayan Tuhan yang memperlakukan tim kepemimpinan gereja seenaknya sendiri karena takut digantikan. Panggilan Tuhan sudah diganti dengan posisi dan kekayaan sehingga tidak penting lagi untuk melakukan perintahNya.
Lebih ngeri lagi ketika seorang sahabat saya datang kepada saya menceritakan tentang seorang pengkotbah terkenal yang selingkuh dengan jemaatnya. Beberapa kasus sudah saya dengar. Apalagi interaksi saya dengan banyak pendeta semakin membukakan mata saya. Tidak semua pelayan Tuhan apakah mereka pendeta, majelis, atau orang yang mengaku hamba Tuhan, benar-benar melakukan panggilan Tuhan. Sebagian dari mereka korupsi, selalu mencurigai orang lain dan tidak ada kasih di dalam diri mereka. Itu pemimpin-pemimpin gereja yang saya lihat. Memang tidak semuanya. Saya juga menemukan mereka yang tetap tulus dalam melayani Tuhan. Bahkan ada yang menjaminkan SK PNS-nya untuk pembangunan gereja. Ada yang memang mati-matian memperjuangkan nasib orang miskin dan banyak ketulusan lainnya.
Dimanakah mereka yang benar-benar dipanggil Tuhan untuk melakukan pelayanan ini? Ketika saya menanyakan kepada mereka yang melayani Tuhan apakah Anda dipanggil Tuhan? Jawabannya adalah Ya. Tetapi tidak lama kemudian saya mendengar beberapa diantara mereka melakukan kekejian di hadapan Tuhan. Beberapa orang memalsukan data atau melakukan hal-hal lain. Sebenarnya saya juga termasuk di dalamnya. Saya menyadari sepenuhnya bahwa saya adalah salah satu diantara mereka yang tidak sungguh-sungguh di dalam melakukan panggilan Tuhan.
Saya masih ingat beberapa tahun yang lalu Tuhan meminta saya menulis sebuah buku tentang Goliat. Terus terang saya enggan melakukannya. Karena selain pekerjaan yang sekarang ini saya jalani, saya memiliki kesibukan lainnya. Selalu ada alasan untuk tidak melakukan kehendak Tuhan, itulah kesimpulan saya. Apapun yang Tuhan inginkan akan selalu ada alasan buat saya untuk tidak melakukannya. Menulis bukan hal yang mudah. Saya harus mempelajari buku-buku yang sudah ada dan membacanya. Saya tidak ingin menulis sama dengan buku tulisan lainnya. Saya juga perlu survey ke beberapa orang. Menanyakan ide-ide mereka, pergumulan mereka dan membagikan apakah ide saya membantu mereka atau tidak. Akhirnya saya tidak melakukan apapun.
Sampai suatu sore saya datang ke sebuah toko buku dan menemukan sebuah buku yang idenya hampir sama dengan yang saya miliki. Saat itulah saya menyadari, jika kita tidak mau diutus oleh Tuhan maka Tuhan akan mengutus orang lain. Sama seperti jika saya menyuruh seseorang dan orang tersebut tidak mau melakukannya maka saya akan menyuruh orang lain. Saat itulah saya menyesal. Tetapi apakah saya tidak melakukan hal yang sama lagi? Sejujurnya saya melakukan hal yang sama lagi. Tuhan meminta saya untuk membuat rekaman tentang kepemimpinan dan cukup lama saya tidak melakukannya. Bersyukurlah istri saya menyadarkan saya supaya Tuhan tetap mau memakai saya. Sehingga, pada pagi hari saya bangun dan membuat rekaman sendiri.
Saya yakin apa yang saya alami itu juga terjadi pada sebagian dari umat Tuhan. Mungkin tidak semua. Saya mengerti ada kunci di dalam alasan Musa dan jawaban Tuhan yang menguatkan saya untuk terus melayani Tuhan. Kunci yang terus saya ingat dan saya ingin bagikan ke siapa saja supaya tidak melakukan kesalahan seperti yang saya lakukan.
Sebenarnya ada yang lebih menyedihkan diri saya. Saya menemukan mereka yang lari dari panggilan Tuhan justru sebelum melakukan apa-apa. Saya menemukan seorang yang harus hamil di luar nikah. Ketika saya cari informasi tentang dirinya, sangat disayangkan, ada hal yang dia tidak tahu. Dia merasa ada kecacatan di dalam tubuhnya sehingga tidak mungkin ada seorang laki-laki yang mau menikah dengannya. Saya juga mendapati seorang gadis yang bunuh diri. Saya tidak tahu persis penyebabnya. Memang banyak faktor tetapi salah satunya adalah cowoknya yang selingkuh. Lalu saya menemukan seorang pelayan Tuhan yang terlibat hubungan seks di luar nikah. Bahkan hasil survey yang saya dapat di sebuah majalah membuat saya tercengang. Dari total 274 koresponden yang sebagian besar kristiani, 5 persen diantaranya pernah melakukan hubungan seks. Bukankah mereka memiliki panggilan khusus dari Tuhan mengapa mereka justru lari dari panggilanNya?
Satu fakta yang sedikit orang mengerti adalah semua orang mendapatkan panggilan untuk melakukan kehendakNya. Ingatkah Anda tentang Daud? Saya yakin semua orang pernah mendengar kisahnya ketika pertama kali diurapi oleh Tuhan menjadi raja. Tetapi perkenankahlah saya menuliskan sedikit tentang kisahya. Samuel datang ke rumah orang tuanya mencari orang untuk diurapi menjadi raja. Tentu ayah daud sangat senang. Dia memanggil anak pertama tetapi samuel mengatakan tidak. Lalu anak kedua diminta menemui samuel tetapi juga bukan orang tersebut. Lalu anak ketiga dan seterusnya sampai Samuel menyangka sudah tidak ada lagi dan bertanya “Apakah ini semua anakmu?” dan dijawabnya, “Masih ada satu tetapi dia amsih sangat muda.” Akhirnya Daud diurapi menjadi raja. Apakah Anda bertanya dalam hati Anda,”Mengapa bukan saya?” Saya pernah membayangkan hal seperti itu.
Ketika membaca perikop tersebut saya bertanya ke diri saya sendiri,”Seandainya saat ini ada Samuel dan berdiri di depan pintu lalu mengurapi saya.” Pasti saya akan sangat bangga dan merasa orang yang terpilih. Ternyata hal itu memang terjadi. Yesus berdiri di depan pintu dan mengurapi saya untuk melakukan sesuatu. Tidak salah lagi, saya sudah diurapi olehNya untuk menjadi sesuatu. Nah, masalahnya apakah sesuatu itu?
Kalau kita merujuk ke alkitab ada lima jabatan di dalam gereja. Lima jabatan tersebut adalah nabi, rasul, penginjil, gembala, dan pengajar. Kalau saya mendapatkan pengurapan menjadi pengajar. Memang sampai saat ini saya terus konfirmasi dengan urapan tersebut. Bagaimana dengan Anda? Mungkin masih sulit untuk memilih salah satu diantara kelima jabatan tersebut. Tetapi percayalah bahwa Anda sudah diurapi menjadi sesuatu. Konsekuensinya Anda dan saya harus melakukan sesuatu sepeti Tuhan sudah mengurapi kita. Anda dan saya tidak boleh lari dari panggilan.
Siapapun Anda, apapun posisi Anda saat ini, Anda sudah diurapi oleh Tuhan. Saya tidak berbicara tentang urapan yang diberikan oleh seorang pendeta. Saya sangat menghormati urapan mereka. Tetapi walaupun dimata manusia Anda sepertinya tidak layak untuk diurapi, begitu Anda percaya dan menyerahkan hidup Anda kepadaNya, saat itulah Anda dan saya diurapi.
Panggilan Tuhan supaya Musa menghadap raja Firaun dan membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir sebenarnya tidak asing buat Anda. Saya dan Anda mendapatkan panggilan yang sama yaitu menghadap raja dunia untuk membebaskan umatNya ke negeri yang sudah dijanjikan. Kita dipanggil untuk membebaskan ornag-orang yang tertindas, yang berteriak-teriak meminta pertolongan Tuhan. Kita diminta untuk memberi pakaian kepada mereka yang telanjang, memberi makan mereka yang lapar, memberi tumpangan buat mereka yang tidak mempunyai tempat tinggal. Itulah panggilan yang harus kita lakukan. Tidak perduli apapun jabatan kita, sebagai nabi, penginjil, rasul, gembala ataupun pengajar. Kita harus memiliki hati belas kasihan seperti yang Yesus miliki. Kita sudah dipanggil dan sudah diurapi. Hanya saja jalannya memang berbeda-beda. Mungkin Anda masih bergumul tentang panggilan tersebut. Mungkin Anda tidak percaya. Saya memang tidak membahas keseluruhan kitab keluaran atau perjalanan Musa. Sudah cukup banyak yang membahas hal tersebut dan buku yang paling saya rekomendasikan adalah Musa karangan Charles R Swindoll. Secara khusus saya akan membahas tentang keadaan saat Musa dipanggil dan bagaimana pergumulan Musa sebelum dia menyanggupi panggilan Tuhan.
Saya tahu, pengetahuan saya masih sangat terbatas tetapi saya tetap berharap Anda bisa menyelesaikan pergumulan Anda dan terus maju seperti Musa. Sampai akhirnya Anda bisa menyelesaikan pertandingan yang ada.
Small thing,deep impact
- Sri Libe Suryapusoro's blog
- 4585 reads