Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

ANAK VS CUCU

esti's picture

Pagi-pagi cucu pertamaku Dylan bangun sendiri, kemudian duduk di ruang tamu dengan manisnya(biasanya pake acara merengek), melihat itu anak perempuanku(mamanya si Dylan ini)  sebut saja Iin (bukan nama sebenarnya) senang sekali, diraih dan dipangkunya anak yang lagi manis ini.

Sebagai ibu yang punya pendidikan cukup, rupa-rupanya Iin kepengin mempraktekkan ilmunya dalam mendidik anak dengan mengajak Dylan berkomunikasi. (Menurutku Iin sedang mencari gara-gara).

Sambil memangku Dylan Iin mengatakan “duh… gitu dong kakak manis, pinter ya bisa bangun sendiri, mama seneng deh, sebentar lagi mama ada rapat di kantor, kakak disini saja ya sama oma sama dedek dan sama si embak, nanti pulangnya kita jalan-jalan, Oke”. Namun reaksi Dylan cukup menggembirakan” nggak ah, kakak nggak mau ditinggal, mama dirumah saja temenin kakak, mama nggak boleh pergi...”

Iin membujuk lagi: ”Cuma sebentar kok, mama janji deh, kalau kakak manis dan baik, nanti selesai rapat mama langsung pulang”.

Dylan tetep pada pendiriannya: Nggak mau, pokoknya nggak mau hik..hik....hik...
Dari hi....hik makin lama tangisannya menjadi hua....hua...huaaa....

Saking kesalnya si Iin turunin Dylan dari pangkuannya lalu buru-buru masuk kamar tidur dan menutupi telinganya dengan bantal.

Dylan pun mengejarnya, ikut naik ke atas tempat tidur sambil menangis dan menarik bantal dari kepala mamanya. Terjadilah tarik-menarik bantal antara ibu dan anak ini.
Melihat kondisi ini si oma yang suka pengin tahu ikutan masuk kamar untuk menyaksikan duel seru antara si anak dan si cucu sambil pura-pura merapikan selimut dan sprei.

Si oma pun keluar usilnya : ”Ayo adu kuat-kuatan siapa yang menang ntar di kasi hadiah” .

Dylan pun naik darah dan mengomel ke oma : ” Oma jangan ikut-ikutan ya...”
Oma pun nggak mau kalah : ”IIIiiih sapa yang ikutan, wong oma lagi rapiin selimut yang berantakan kok....”

Selesai merapkan selimut terpaksa si oma memilih keluar kamar dari pada nanti malah djadikan sasaran sama si cucu, dan memanggil papanya dylan, supaya menolong situasi yang lagi runyam itu.

Papa Dylan dengan tersenyum masuk kamar meraihnya dan mengangkat Dylan keluar kamar dan diajaknya ke teras sambil dibisik-bisikan ke telinganya entah apa yang dibisikannya, yang jelas Dylan pun diam dan kembali dengan ceria bermain bersama adiknya.

Buru-buru Iin dan suaminya mandi dan siap-siap berangkat kerja kemudian pamit ke kedua buah hatinya, merekapun melambaikan tangannya dengan manis.

Itulah sekelumit adegan antara ortu dan anak ketika ortu ingin menerapkan teori-teori yang sudah dipelajari untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata seringkali hasilnya diluar dugaan.

Semoga para ortu disini tidak terlalu kecewa jika menghadapi hal yang sama...
 
 
Tuhan Memberkati
Salam