Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Ajari Aku Cara Untuk Mati...
Andre 11 tahun, sebagaimana anak-anak kota lainnya, setiap hari penuh dengan kesibukan. Les gitar, les matematika, les kumon, sempoa, piano, basket dan berbagai kegiatan lain mengisi hari-harinya sepulang dari sekolah. Kedua orangtuanya sibuk bekerja.
Pernah Andre bertanya:" Pa, untuk apa sih andre sekolah, les ini, les itu ?". Papa menjawabnya " Mama dan papa berikan semua itu untuk mengajari kamu bagaimana cara untuk hidup, sebagai bekal agar kamu sukses dalam hidup kamu kelak" Suatu hari, Andre masuk rumah sakit karena kecelakaan. Ia tertabrak mobil di depan sekolahnya. Liver dan lambungnya luka parah tertusuk oleh patahan tulang rusuknya. Andre kehilangan banyak darah. Walaupun telah melewati beberapa operasi, dokter menyatakan Andre tidak akan dapat bertahan karena lukanya terlalu parah.. Andre sadar ini saatnya ia akan mati... dan ia sangat takut menghadapi kematian. Kata-kata terakhir Andre kepada orangtuanya "Mama dan Papa setiap hari mengajarkan Andre bagaimana cara untuk hidup. Mengapa tidak pernah mengajarkan Andre bagaimana cara untuk mati" .
Orang tua, guru, dan para pemimpin banyak mengajarkan kita cara untuk hidup. "How to live your life to the fullest", "Hidup berkemenangan", " Bagaimana Hidup Bahagia" "Bagaimana hidup berkelimpahan", "Bagaimana hidup sehat", "Menikmati Hidup" itulah judul-judul kotbah, buku atau artikel yang sering kita temui.
Adakah yang pernah menyadari bahwa kita perlu belajar cara untuk mati?
Bagaimana kita ingin mati? Mati dalam damai atau mati dalam ketakutan? Siapkah kita mati? Tahukah kita dimana kita berada dalam kekekalan.. surga atau neraka? Siapa yang akan kita temui setelah kita mati... Yesus atau iblis? Siapa yang akan memelihara orang yang kita kasihi setelah kita mati?Sudahkan kita mempersiapkan diri menghadapi kematian? Sudahkan kita mempersiapkan anak-anak kita menghadapi kematian?
- Daniel Thomas Chandra's blog
- 6970 reads