Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Memaki (Berkata-kata Kasar) di Sabda Space, Boleh???
Satu aja usulnya, kurangi makian di SS, nggak enak kalau dilihat saudara-saudara yang lain. Karena beberapa orang yang pernah masuk SS kabur setelah mengetahui suasana pasar yang begitu” entah ini bisa dilakukan atau nggak..., ya nggak tahu... ini kan cuma usulan... ‘tul kan?
Begitu tulisan yang pernah diposting oleh Mbak Iik beberapa waktu lalu. Dan setelah tulisan ini muncul, segera saja bermunculan coment-coment berkaitan dengan hal tersebut.
Pak Pur menulis, makian itu alkitabiah (Matius 12:34). Wong Tuhan Yesus aja memaki. Trus ia juga cerita soal teman yang memaki lantaran mengungkapkan kegembiraan dapat berjumpa lagi setelah sekian lama berpisah. Atau juga teman laen yang memaki untuk mengungkapkan pujian.
Dennis Santoso menulis, aneh.... justru maki-memaki itulah istimewanya SS....
Ia suka SS yang apa adanya, nggak berlagak sopan (jika aslinya emang nggak sopan) dan kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Lalu Mas Dennis mempersilakan (mengajak) pergi bagi siapa saja yang endak suka dengan makian juga perlunya orang belajar ‘legowo’ ketika menghadapi orang-orang yang suka memaki.
Hai-hai menulis cerita tentang seorang teman yang nekat melakukan pertolongan ketika melihat dirinya tenggelam di pantai. Padahal si teman tidak bisa berenang. Dan saking meluapnya cinta, Hai-hai mengeluarkan serentetan makian.
Jesus freaks juga setuju untuk memaki selama dasarnya alkitab
Dan Noni bercerita tentang Bapak temannya yang hobi misuh. Biasanya dia memaki untuk mengungkapkan keheranan, kekaguman dan rasa akrabnya. Dan selama ini tidak (belum) ada orang yang sakit hati akibat makiannya.
Ketika membaca coment-coment ini aku jadi merasa aneh.
Aneh, kok alkitab bisa dipakai sebagai dasar untuk memaki. Alkitab itu kan mengajarkan cinta kasih sedangkan memaki berkonotasi negatif. Kalo saya enggak salah mengartikan, memaki = mengata-ngatai orang lain dengan kata/kalimat yang cenderung kasar. Mungkin bisa disimak Matius 12:35-37
Aneh yang lebih aneh lagi; maki-memaki itulah istimewanya SS. Oalah… maki memaki kok dibilang istimewa. Kalo tentang menjadi diri sendiri, it’s okay. Tetapi menjadi diri sendiri bukan terus membawa kebiasaan yang enggak baik untuk ditularkan dalam komunitas. Kan aneh… katanya aja komunitas blogger Kristen… kok ada yang maki-maki. Mending diganti aja singkatan SSnya jadi Sumpah Serapah, Komunitas Blogger orang yang seneng maki-memaki biar klop. Gmana admin?
Untuk teman yang suka memaki atau dimaki kayaknya enggak begitu pas kalo diterapkan sebagai contoh untuk menyetujui tindakan maki-memaki dalam komunitas. Mereka kan teman yang emang kita udah kenal kebiasaannya, kepribadiannya trus kalo dalam komunitas itu kan orangnya kompleks. Ada yang sifatnya begini ada yang begitu. Ada yang punya kebiasaan ini atau kebiasaan itu. Pokoknya beragam banget. Jadi intinya kita kudu mau toleransi. Mosok yang nggak suka memaki malah disuruh keluar cari blogger yang lain padahal kalo mau diteliti lebih jauh, mungkin yang seneng maki-memaki itu cuma segelintir orang aja. Nggak ada ceritanya kan yang minoritas mau ngalahin yang mayoritas.
Jadi, mengapa kita harus berkata-kata kasar jika dengan kelemahlembutan kita malah bisa menyampaikan sesuatu dengan lebih baik. Mengapa harus memaki jika masih banyak pilihan kata-kata indah yang bisa disampaikan. Ingat, mendapatkan 1000 musuh itu lebih mudah daripada mencari 1 orang teman. Setuju?
- cahyadi's blog
- Login to post comments
- 13035 reads
Tebak.. berapa hari kah umur posting macam ini?
Alfian juga sudah coba bahas ini meski secara kiasan, tapi usia postingnya pendek-pendek saja. Sementara Henso berusaha membuktikan keburukan flaming dengan cara melakukannya secara membabi buta.
Jika mau berkaca ke luar Alkitab, kita bisa menggugel kata kunci flaming dan verbal-abuse. Salah satu frase yang umum digunakan para abuser cukup Alkitabiah, yaitu "I love you but..." Karena aku mengasihimu maka aku meng-abuse engkau. Mau gimana lagi? Para abuser, terutama pengidap narcissism, adalah tulang punggung masyarakat. Mereka seringkali adalah para pemuka agama, para seniman top, para ilmuwan dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
Saya termasuk orang yang menganggap verbal-abuse sebagai moral-hazard yang akan menyebabkan pembusukan organisasi di kemudian hari. Meski hal tersebut mungkin bagi "jurnalisme lampu merah" justru dianggap bumbu peningkat traffic. Sebuah situs Kristen menempuh "jurnalisme lampu merah"?
.
tebak?
Tebak... berapa hari kah umur posting macam ini?
Ngapain juga ditebak. Yang penting udah nulis. Udah bisa ngungkapin perasaan. Syukur-syukur bisa ngasih pencerahan buat orang lain... Klo emang nggak ada yang peduli ya udah... nulis lagi... Toh masih banyak kok ide di luar sana...
tebak
tebakan saya adalah selama semua blog lain... selama ga ada kejadian blog ilang seperti dulu dan selama SS ini masih ada
setuju...
setuju... karena... walau gue mendukung orang yang memaki/menghardik (kalau memang itulah dia aslinya), dan walau gue sebagai core user bisa ngehapus blog atau comment, gue percaya bahwa SF dan Hai2 ("si tukang maki") masih "cukup beradab" untuk tidak menurunkan atau menghapus blog ini (atau yang semacemnya)
bahkan, inilah nilai yang pengen gue dorong: kalo suka something, ungkapkan, pujilah si pembuatnya; sebaliknya kalo ga suka something, ungkapkan juga, buat blog, kasih argumentasi dan bukti2 (kalo ada), tegur langsung (sebut nama) si pengacaunya.
dengan begitu, semua terbuka dan kasih/kejengkelan tidak perlu dinyatakan dengan sembunyi2.
UPDATED: gue menulis dengan lebih gamblang seputar topik ini di sini.
umur
Yang saya maksud dengan umur posting itu adalah lamanya posting ini muncul di menu Populer Saat In
.
Tulisan yang mantap bro!
Terimakasih kawan ! karena tulisan anda sudah cukup mewakili isi hati saya. Tuhan menyertaimu ya !
@cahyadi
aki aki abis naik sedan
maki maki dulu, romantisnya kemudian......
Damai Kristus
Damai Kristus
aki-aki lagi...
aki-aki buru-buru turun dari sedan...
maki-maki dulu baru mati kemudian...
*** Ikut Yesus, Siapa Takut?!?!?! ***
@cahyadi
[Ingat, mendapatkan 1000 musuh itu lebih mudah daripada mencari 1 orang teman. Setuju?]
Dalam jurnalisme lampu merah, hit lebih penting. Oleh sebab itu, 1000 musuh yang menghasilkan 1000 hit lebih berharga dibanding 1 teman yang menghasilkan 1 hit.
.
sudah baca
sudah bisa jawab ini?
tanya
Salam kenal agamaitucandu...
Apakah jurnalisme lampu merah = jurnalisme yang sukanya cari sensasi?
*** Ikut Yesus, Siapa Takut?!?!?! ***
Betul. Itu yang saya maksud.
Tidak semua orang suka baca Kompas atau Tempo, demikian juga tidak semua orang suka Tabloid Lipstik, Majalah Misteri atau Sabili. Dari sisi pembaca, ini perkara selera. Dari sisi bisnis, ini perkara segmentasi. Saya tidak hendak mengatakan bahwa martabat pembaca media yang satu lebih rendah dibanding pembaca media yang lain. Ini cuma soal segmentasi dan selera.
Kalau mau naif, kita bisa bilang bahwa Alkitab tidak tunduk pada segmentasi atau selera. Namun nyatanya Alkitab bisa digunakan untuk mendasari apapun, termasuk memaki.
.
Kok???
Aneh, kok alkitab bisa dipakai sebagai dasar untuk memaki. Alkitab itu kan mengajarkan cinta kasih sedangkan memaki berkonotasi negatif. Kalo saya enggak salah mengartikan, memaki = mengata-ngatai orang lain dengan kata/kalimat yang cenderung kasar.
Trus kalo alkitab mo dijadikan, mengapa, bagaimana dan untuk siapa?
*** Ikut Yesus, Siapa Takut?!?!?! ***
@Cahyadi dan agamaitucandu
@ Cahyadi: Kalau Anda orang Jawa, tentu Anda tahu tentang nyemoni atau pasemon. Itu adalah kebiasaan orang Jawa untukmenyindir secara halus. Nah komentar saya pada postingm I'ik itu sebenarnya dalam rangka nyemoni seseorang.
BTW, terimakasih untuk tulisan ini. Mungkin kita perlu membedakan antara "memaki" dan "menghardik". Kalau memaki itu untuk merendahkan seseorang, sedangkan menghardik itu sebuah teguran keras dalam rangka menyadarkan seseorang. Kelihatannya tindakannya kasar, tapi hardikan ini dilandasi oleh kasih. Kalau tidak dihardik, maka orang tersebut terlena dalam situasi yang menyeretnya ke dalam jurang kebinasaan. Saya kira, yang dilakukan Yesus adalah hardikan, bukan makian. Jadi saya mengkoreksi komentar saya yang terdahulu.
@ agamaitucandu:
Blog itu berbeda dengan jurnalistik. Untuk menulis berita, ada standard-standard ketat yang harus dipenuhi. Misalnya harus faktual, tidak ada opini di dalamnya, objektif dan berimbang. Jadi Anda tidak tepat kalau menyamakan antara jurnalisme dengan tulisan blog, karena keduanya domain yang berbeda.
Memang tak dapat dipungkiri ada jurnalisme yang mencari sensasi. Dalam ilmu komunikasi itu disebut Yellow Newspaper. Seperti kata Anda, itu lebih banyak berkaitan dengan segmentasi pasar. Meski begitu, mereka tetap berpegang pada standard jurnalisme dalam menurunkan berita. Jadi sekali lagi kurang tepat kalau Anda membandingkan dengan blog ini.
------------
Communicating good news in good ways
Tidak aneh
Topi memang untuk di kepala. Tapi kan bisa digunakan juga untuk ngelap meja. Jadi ada use, dan ada abuse. Pembenaran terhadap abuse bisa pakai apa saja, bIsa Alkitab, bisa aljabar. Salah satu yang membuat abuse itu langgeng adalah bahwa korban dan orang-orang di sekitar dibuat bingung. Biasanya mereka bingung apakah ini abuse atau bukan, apakah ini salah atau benar. Problem lain adalah para abuser biasanya berjasa di lingkungan kejadian.
Ini termasuk mind game. Korban dan orang-orang di sekitarnya terlebih dulu masuk ke cara berpikir abuser. Tidak aneh jika kemudian perlawanan datang dari para pahlawan kesiangan, yaitu orang yang baru datang. Ketidaktahuan terhadap kondisi medan membuat mereka mudah dijatuhkan.
Ulasan saya di Alfian mungkin bisa jadi masukan.
.
wah...ternyata menghardik
wah...ternyata menghardik dan memaki beda ya.
wah,saya baru tau..
tadinya kirain sama aja,
ataukah hanya mencari-cari alasan untuk melakukan pembelaan?
Cari alasan?
Jhoni: ataukah hanya mencari-cari alasan untuk melakukan pembelaan?
Saya? Hanya mencari-cari alasan untuk melakukan pembelaan?
Memaki itu bukan gaya saya.
------------
Communicating good news in good ways
ahaa
Saat saya menulis ini, saya sedang mendengarkan kotbah dari Pdt Petrus Agung dari di Radio Prestasi Jakarta. Temanya soal kristen "jago kandang", yaitu orang yang ketika mengkritik sesama kristen demikian keras, tapi ketika berhadapan dengan orang non-kristen....
Tak perlu melanjutkan mengkritik di sini. Saya tak mau jadi jago kandang. Tak guna mengkritik sesama kristen sementara ada begitu banyak orang di luar sana yang belum tahu siapa Yesus.
*...*
.
@AIC
Di satu sisi, komentar di atas kelihatannya benar namun jika direnungkan lebih dalam lagi, tidak terlalu pas benar.
Saya ibaratkan orang tua yang menghajar anaknya sendiri bukan anak orang lain,ketika mereka berdua melakukan kesalahan bersama.
Di sisi lain, perlu juga dipertimbangkan kegalauan sebagian orang akan kesimpang siuran penafsiran Alkitab atau lebih ringannya, penafsiran yang asal asalan dan tak berbobot sehingga mengakibatkan rendahnya / kurangnya kualitas seorang Kristen. Ketika mereka menghardik ( memaki ) akan berbeda jika hanya berdasarkan kebencian semata sekalipun kalimat atau kata yng digunakan sama.
Orang di luar kandang kenapa dipusingkan ? Bukankah tugas kita hanya menginjili mereka ? bukan memaki mereka ?
GBU
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
@king heart: reading is misreading
Agak salah paham dikit:
Yang saya (dan Petrus Agung) maksudkan dengan urusan ke luar kandang adalah menjadi saksi Kristus, atau dalam bahasa Anda di atas: "menginjili mereka".
Temuan saya begini: Orang-orang di luar sana begitu haus akan firman. Saya menemukan bahwa kebenaran Firman Tuhan itu seperti air yang menyegarkan bagi banyak orang ini. Air yang demikian dihargai oleh orang luar ini, ternyata tampak keruh bagi orang dalam. Firman Tuhan yang saya sampaikan ke orangluar bisa begitu menohok dan bisa membuat orang bercermin dan merenungkan dan membuat keputusan-keputusan dalam hidupnya. Mungkin saya lebih cocok berurusan ke luar macam begini, dibanding mengkritik ke dalam. Ke luar Firman Tuhan yang saya sampaikan ke orang non-kristen begitu berdampak, berkuasa, mengubah hidup orang. Sementara apa yang saya ungkap ke sesama kristen di SS ini cuma jadi gangguan tak berguna. Mungkin memang tiap orang harus bekerja menurut tugasnya masing-masing. Silakan melanjutkan berdiskusi. No more criticism from me, karena mubazir.
.
Kritikan anda MEMANG mubazir
Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, agamaitucandu, saya TIDAK menyukai apa yang anda ungkapkan di SS ini dan saya lebih tidak suka dengan cara anda mengungkapkannya.
Senang sekali membaca anda BERJANJI tidak akan melontarkan KRITIK lagi. Kritikan anda MEMANG mubazir.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@ AIC : mubazir
Saya setuju dengan aic, memang dikatakan :
jangan ngasih mutiara sama babi,
Jadi, gak usah pake kritik kritikan.
Bilang aja : GUA GAK SUKA LO !!!!
itu lebih to the point.
Atau kalo mau lebih jelas, katakan : bebal, membual, tidak mau diajar, dll.
tanganku gatal henso
liat henso berkomentar, tanganku jadi gatal, tapi aku masukkan kedalam air dingin agar mengkaji semua sebelum menegur.
henso, anda terlalu sensitif deh. SS ini bukan memaki, tapi secara jujur dan pemilihan kata kata yang sangat tepat. karena selain AMPUH menyadarkan orang, kata kata yang dipakai menutup peluang orang lain berkelit, karena kata katanya menunjukkan fakta.
JF misalnya, sekilas kata katanya njelimet kasar n gak ada bagus bagusnya, tapi jika dipahami, maka maknanya akan jauh lebih berarti dari kata kata secara hurufiah. hhe... aku sudah coba kok..
jika yang begini dibilang kasar, gimana yang di luar sana yang omongannya jauh lebih kasar dan tidak bermakna apa apa ?
pahami, bukan tafsir.
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
@ raissa : gatal karena panu?
Sebenarnya aku juga gatal liat JF dan hai hai.
Ukurannya apa sih? Kalau hai hai dan JF yang ngomong berarti benar? Sebenarnya kalau anda mengerti pesan yang aku tulis, anda akan sadar betapa efektifnya untuk menyadarkan orang lain.
Anda kira aku begitu geblegnya ngawur disini?
Kata kata JF yang menuduh orang maling lah, bego lah, dll kok dibilang bisa dimengerti?
Aku juga prihatin, blog ini kan blog kristen, kok melihat yang salah dianiaya pada diam.
Aku juga gak setuju dengan pendapat Alkitabiah, AIC dan beberapa kawan lainnya. Tapi aku lebih gak setuju ketika ada orang yang sok jago, gayanya mau menang sendiri. Lah yang namanya belajar kok pake maki maki.
Kalo anda tertarik, mari kita uji diskusi antar aku dan hai hai di "SMU Methodis memanggil hantu".
Lihat alurnya, bagaimana hai hai mulai menghina pribadi. Aku terbuka kok. Menurut aku, kesalahan hai hai itu fatal sekali. Bukannya diskusi lebih dalam, malah pake nyolot segala.
Cobalah obyektif.
Aku tunggu komentar anda.
@Henso: merasa dianiaya?
Dear Henso,
Kalau boleh tahu....
Kamu dianiaya sama siapa?
Trus....
Bisa cerita tentang kejadian peng-aniayaan yg kamu alami?
And...
Ceritain apa lagi yg kamu rasakan, setelah kejadian peng-aniayaan....
Thanks Ya....
From OZ....far...far...away..
xxx
Dear penonton
Aku gak dianiaya.
Aku lihat hai hai dan JF secara kompak menganiaya orang lain kok dibiarkan gitu loh.
Aku nanya JF siapa, dia malah ngomong bahwa aku "pahlawan kesiangan". Jadi, aku anggap disini itu boleh asal ngomong.
Jadi, bukan aku yang dianiaya, tapi orang lain.
Misalnya Alkitabiah. Dia pake literatur tertentu, diketawain. Apa hak kita menghina literatur tertentu?
Jadi, ini bukan soal perasaanku. Tapi soal aturan main yang gak jelas.
Ngomong-ngomong, anda ini orang baru?
literatur
Misalnya Alkitabiah. Dia pake literatur tertentu, diketawain. Apa hak kita menghina literatur tertentu?
penggunaan literatur yang tidak kredibel, misalnya buku motivasi alias how to digunakan untuk referensi sebuah analisa sejarah (seperti yang dilakukan oleh alkitabiah) jelas tidak masyuk karena penulis memang tidak memaksudkan bukunya sebagai buku acuan sejarah .. seperti halnya menggunakan alkitab untuk referensi ilmu komputer...
@ y : kredibel?
Betul, kalo tidak kredibel itu mestinmya didiskusikan lagi yang kredibel yang bagaimana.
Akukan udah ngomong, samain persepsi dulu.
Maksudku, kembangkan diskusi, jangan dipotong dengan makian.
Misalnya :
aturan menggunakan referensi adalah .....
Soale, kalo gak diatur ya terus aja maki maki orang. Gak akan ngefek.
Kalimat sampeyan terakhir aku setuju, jangan gunakan Alkitab sebagai referensi ilmu komputer.
Ya udahlah. Jadi harus bagaimana?
To the point aja. Anggap saja aku gak tahu.
penyamaan persepsi sudah dicoba, tapi dicuekin...
henso, soal penyamaan persepsi, SF sudah mengutarakan nya dengan sangat jelas disini. kalau dengan penjelasan seperti itu si alkitabiah ga ngerti juga, yah walahualam deh....
kalo gue, dengan segala kecuekan gue, gue akan suruh dia diem aja atau gue ga akan ladenin dia lagi (seperti yang gue lakukan di topik blog bunda maria nya).
tapi... sayang.... hai2 dan sf adalah tipe orang peduli sesama (walau sesama nya malah merasa terhina), makanya mereka meneruskan pengajaran mereka dengan harapan agar si alkitabiah sadar dan bertobat. kalau gue sih peduli amat, kenal nggak, tertarik pun tidak, mau selamat kek kagak kek, suka2 dia lah *seringai iblis*
sudah
mungkin kamu terlewat, apa sudah lihat ini? sf sudah memberikan bukti bahwa galileo tdk dihukum mati dengan link ke wikipedia, stanford, rice dll.. lengkap dengan alasannya.. hai sudah memberikan referensi world book encyclpedia dan situs encylopedia brittanica ketimbang majalah forum, jakarta post (yg tidak disebutkan edisi kapan halaman berapa, dll) dan bukunya adi w gunawan yg dipakai alkitabiah itu...
pelajaran mengenai referensi ini diajarkan sejak kuliah, terutama waktu bikin skripsi atau paper, atau mungkin juga sudah sejak sma... kalau seseorang spt alkitabiah sudah berani membuat klaim bahwa dia akan membongkar 'penyesatan' karismatik, calvinis, oikumene, dll berarti dianggap dia sudah cukup tahu tentang hal-hal seperti itu... tapi ternyata tidak, itulah sebabnya diketawain...
klo mau to the point mungkin bisa liat di wiki sini atau situ
Ya udah...
Ya udah kalo memang doi gak mau, apa harus dimaki maki?
Ya distop saja dan katakan bahwa kita gak sepakat.
Atau menyerang itu lebih baik dari pada stop?
contoh konkrit ga pake implisit buat henso
Ya udah kalo memang doi gak mau, apa harus dimaki maki?
Ya distop saja dan katakan bahwa kita gak sepakat.
Atau menyerang itu lebih baik dari pada stop?
bila yang "menyerang" ternyata bermotifkan kasih DAN yang "stop" ternyata hanya sekedar cuek, maka yang "menyerang" itu LEBIH BAIK daripada yang stop.
contoh:
ada jurang di 100 meter ke depan. ada orang naik sepeda ngebut ga tanggung2. ada dua orang penonton. yang satu berteriak2 memperingatkan yang naik sepeda. karena ga digubris, maka dia mencoba "jurus baru", yaitu memaki.
"hei TOLOL, lo GOBLOK yah, itu peringatan KAGAK DIBACA atau lo emang MAU MAMPUS?"
sementara penonton X berteriak2 dan memaki2, penonton Y cuma bilang bahwa: "hei, di depan ada jurang, silahkan lo melaju kalo lo bisa terbang."
ditengah ketidak-percayaan dan ketidak-sukaan nya kepada X, si pengemudi sepeda memilih untuk tetep melawan si X dan lebih menyukai si Y karena si Y lebih netral. tapi.... ini hanya karena dia memang tidak tau dan tidak percaya bahwa di depan ada jurang.
jika sebaliknya... katakanlah later on dia tahu bahwa jurang itu beneran ada, maka kira2 siapa yang akan dia hargai lebih, si X atau si Y?
*gue, si cuek, tipikal Y*
---
contoh diatas adalah bila kejadian nya adalah si X memaki karena kasih DAN si Y diam karena cuek.... gimana kalo si Y diam nya bukan cuek tapi karena dia sekedar bertoleransi?
menurut gue, karena yang paling potensial untuk tertimpa kemalangan adalah si pengendara sepeda, maka, jika jurang itu beneran ada, maka dialah yang harus memutuskan apakah sikap toleransi si Y itu bisa diterima atau tidak. kalo gue jadi pengemudi sepeda, gue akan berterima-kasih sedalam2nya ke si X dan memandang rendah si Y karena dia tidak berani ambil resiko untuk tidak-disukai.
@ denis : tambah ruwet !!!!!!!
Pertanyaannya adalah :
yang sedang memperingatkan yang mana?
Aku gak negrti mengapa kalian kalian gak ngerti ngerti juga.
Apakah sampeyan yakin yang sedang naik sepeda itu yang mau masuk jurang? Yakin sampeyan itu yang paling bener?
Alkitabiah juga sedang memperingatkan hai haik dan para hai hai-ist, karena menurut dia kalianlah yang mau masuk jurang. Dia juga dengan penuh kasih sedang memperingatkan sampeyan.
Gak mudeng juga ya?
Begini, aku juga dengan kasih sedang memperingatkan hai hai, JF dan para pengikutnya untuk sadar bahwa kalian sedang berteriak teriak memperingatkan orang lain, sementara kalian sendiri sedang berdiri diatas pasir hisap.
pasir hisap kalian adalah : SIKAP BAHWA TAFSIRAN KALIAN ITU PALING BENER. Itu yang sedang aku peringatkan. Lalu kalian itu yakin bahwa Alkitabiah (contohnya), sedang menuju neraka. Yakin bahwa pemahaman kalian MUTLAK BENAR?
Astagafirulah, susah bener ngasih tahu ya.
Diperingatkan kasar, dilaporin admin.
bye henso.
ok, ini comment terakhir gue di blog ini buat lo, henso
dalam kasus galileo, yang SALAH adalah mutlak si alkitabiah, bukan hai2, bukan SF. kenapa? alasan nya adalah karena dia telah memakai sumber yang tidak kredibel dan ketika diperingatkan dia bukannya sadar tapi NGELES TERUS.
kalau kamu perhatiin, ini juga yang dikemukakan SF. SF tidak menganggap alkitabiah bodoh atau tidak tahu. SF menganggap alkitabiah sebagai sombong dan oleh karena itulah SF "menertawakan" dia.
lebih lanjut, kalau lo ga terima dengan kenyataan ini, bacalah comment y-control berjudul "ya udah juga". disini kita berdiskusi tanpa perlu "ketakutan" untuk dianggap terpecah. kalau kamu ga bisa terima, maka mungkin memang kamu tempatnya bukan disini. mungkin sama kayak aic, kamu lagi "nyasar".
bye henso.
@ Deniss : TQ.
TQ atas commentnya.
ya udah juga
ya udah juga, kalo kita mau memperingatkan dan berdebat kok kamu yang teriak-teriak minta stop? apa yang kamu takutin? takut perpecahan? takut dibilang orang kristen kok ga kompak?
setiap member di sini bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan atas tulisannya sendiri, bisa dikatakan begitu... (boleh dicatet nih, ini pendapat saya pribadi yang saya pertanggung jawabkan sendiri)
@Henso: take it easy...
Dear Henso,
Henso yang baik....
Klewer memang tempat yang unik...
Bermacam-macam kharakter manusia ada di Klewer, jadi jangan terlalu dimasukin ke hati...take it easy aja...tapi tetap serius lho....
Sebenernya yang paling berkuasa di Klewer bukanlah Admin lho....
Yang paling berkuasa di Klewer menurut penonton adalah suara mayoritas....
So...
Cobalah untuk mendapatkan suport dan menanamkan image positif kepada para pedagang/rekan-rekan di klewer.
Cara kamu menyampaikan unek-unek tentang hal-hal yang kamu anggap nggak adil adalah ok.......saya bisa menghargainya kok....
Cuman...
Sekarang gimana caranya agar keinginan kamu itu dapat diterima di Klewer?
Contohnya....
Berhubung Klewer menggunakan artikel tulisan sebagai media penyampai, maka kamu harus bisa membuat artikel tulisan yang bisa mempengaruhi opini publik.
Buatlah sanggahan atas hal-hal yang kamu anggap tidak sesuai atau mengganjal.Utarakan dengan sopan didukung dengan bukti-bukti pendukung, supaya opini kamu bisa diterima di klewer.
Siapa tahu lhoo......suara mayoritas bakal mendukung kamu...
Silahkan mencoba...
Oh iya.....saya memang orang baru di Klewer.....hmmm....maksudnya baru datang...he he he....
From OZ....far...far...away..
xxx
henso , trust me, they are not kids
hho.. henso henso..
sensi anda keluar tuh.. aku selalu diajarin guru guruku agar jangan sensi dengan kata kata orang, tapi pahami dan cerna apa yang ingin mereka inginkan, sehingga aku bisa mengatasi 'kebiasaan wanita'ku, yaitu mengedepankan perasaan ketimbang logika.
well, if those words hurt you, forgive them. but remember, they are NOT kids. they know what they say.
so, kalo anda nggak suka , lalu apa yang anda mau ?
maaf, aku bener bener bingung sama manusia [ padahal saya juga ]
mereka maunya keterbukaan, setelah orang orang terbuka mereka menilai seenak udelnya dan menuntut ini itu.. so apakah klewer harus penuh dengan haha hihi dan lembut lembut tanpa ada teguran yang tegas ? mau transparansi apa trans-butek-si ?
disini ngomong pake dasar, teguran juga pake dasar. kalo nggak setuju, mari ngomong lagi.
yang belajar mari belajar, mereka menegur dengan cara seperti itu karena mereka nggak mau orang lain ikut ikut bingung dan yang belajar jadi terbuka. tapi kalo yang diajarin sensitif sekali, mereka tidak akan bisa transparan dalam mengungkapkan fakta.
tapi kalau tersirat dengan kata kata lembut nan indah serta puitis, yang ada malah tambah nyasar.
hayo,, henso harus bisa membedakan mana TEGAS mana KASAR.
kalau saya di posisi mereka, sayapun akan melakukan hal yang sama, sederhana, tegas, lirih, dan terbuka. itu yang diharapkan dari sebuah komunitas kan ?
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
@ raissa : jangan sensi ....
Kamu juga sensi lo.
Kamu seharusnya mengerti semua perkataan dan maksudku.
Maksudku sederhana,
yang belajar mari belajar, mereka menegur dengan cara seperti itu karena mereka nggak mau orang lain ikut ikut bingung dan yang belajar jadi terbuka. tapi kalo yang diajarin sensitif sekali, mereka tidak akan bisa transparan dalam mengungkapkan fakta.
Itulah, aku juga mau menegur dengan cara seperti itu karena gak mau orang lain ikut bingung dan yang ditegur jadi ikut terbuka. Tapi kalo yang diajarin kasar sekali, ya susah menyadarkan.
memang aku sudah membedakan bahwa memang mereka itu kasar. Tegas itu berarti kokoh dengan pendirian. kasar berarti maki maki orang.
Anda setuju bahwa mereka berhak memaki orang?
Ngomong ngomong, aku juga sudah menguasai kebiasaan priaku, yang biasanya hanya mengandalkan rasio.
Sebenarnya anda menganggap apa yang dilakukan hai hai itu benar? Coba yang transparan saja. Para korbannya layak dimarahin?
@ henso, daripada didiemin dan bikin bingung?
bagusan mana, orang yang cuek sehingga banyak yang bingung ato orang yang sangat ingin menegur dan memperbaiki statement yang salah walaupun mengorbankan dirinya di cap "penjahat kata kata" ?
kalau aku sendiri, aku tidak suka mengajar orang yang gak mau belajar. tapi karena aku sangat ingin buat dia ngerti, terpaksa aku pakai kata kata yang "garang" agar dia sadar betapa pentingnya yang akan aku jelaskan.
karena terlalu penting itulah, orang orang yang suka muter muter dan njelimet ato terlalu bingung di beri kata kata "garang".
tunggu, sepertinya standar kita beda.
bagiku, kasar itu memakai kata kata seperti, "anjing lu", "f*** u" ato kata kata kejam, seperti , "mati aja lu" dsb.
kalau cuma dibilang BEBAL, KEKEH JEMEKEH, itu artinya terlalu penting yang akan dikoreksi dan TIDAK BOLEH ngelak lagi karena itulah faktanya.
berapa banyak orang di luar sana yang berkata kata jauh lebih kasar dari kekeh jumekeh ato bebal ??
ato lebih baik mana, maki maki karena jika dibiarkan ato ditegur pelan maka membahayakan ato lebih baik tegur sedikit sedikit tapi take no effect ?
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
@ Raissa : Aku juga.....
Neng, aku juga sedang memperingatkan kalian agar tidak memutlakkan diri, bahwa TAFSIRAN SAMPEYAN ITU PALING BENAR.
Begini ya, menurut penilaianku kalian sedang menghakimi Alkitabiah dengan sikap seakan akan tafsiran kalian yang paling benar.
Pertanyaan saya :
Apakah tidak ada kemungkinan salah dalam tafsiran kalian terhadap Alkitab?
Kalu masih menyatakan diri mungkin salah, seharusnya sikap hati kita adalah "sama sama sedang belajar", sehingga tidak perlu memvonis lawan sebagai salah secara final.
@ henso : tidak berprasangka
wow.. kena kasus lagi... perkataanku terjadi.. joliii.. penontoonn.. erickk... catet.. [ wah AIC menyebar virus catetan ]
nah.. jangan berprasangka dulu.. aku selalu salah kalau berkata kata dengan prasangka. ada baiknya henso juga jangan berkata kata dengan prasangka maka fakta saja yang muncul.. gak pake opini.
nah, tujuan adanya fitur komentar kan buat diskusi, kalau gak setuju, ngomong lagi. Kalau ternyata salah, ngomonglah salah, kalau gak ngerti, ngomonglah gak ngerti. jangan ngeles ngeles n nyatakan diri paling benar.
hai hai juga pernah salah di komunitas ini. tanyalah kapan ia pernah salah berkomentar dan berprinsip. tapi ia mengakui kesalahannya, bukan ngeles sana sini.
dalam diskusi, pernyataan kita dianggap [ oleh diri kita sendiri ] benar dan diskusi membuktikannya, jika salah, gantilah pernyataan itu dengan yang benar [ beserta pengakuan kesalahan ] karena disini semua masing masing belajar dan gurunya adalah ALKITAB. kalau beda pendapat, ngomong lagi, diskusi lagi, jika tahu siapa yang salah dan harus dikoreksi, akuilah, dan mari belajar lagi.
yang bikin berang adalah orang yang udah salah , maksa, ngeles, mutar balikin fakta. maka para penghuni akan menegur dengan keras agar kebenaran dipertahankan.
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
@ Raissa : OK lah...
Begini loh, yang aku gak setuju itu adalah kata kata makian dan kasar, menghina, intinya merendahkan kepribadian orang lain. Itu saja.
Soal referensi yang salah misalnya, apakah kesalahan orang membuat kita berhak memaki dan menghina orang lain?
Umpama, ada maling ketangkap basah, apakah kita berhak menghajarnya sampe berdarah darah?
Gitu loh. Soal berang dan sebagainya, ya biasa kan?
Lawan juga bisa berang.
Yang aku tidak setuju adalah bahwa blog ini dibaca oleh umum. Apa layak kita saling memaki.
Kalo lagi seminar, berhadapan muka, mungkin gak terlalu masalah karena kita bisa saling mengenal. Lah disini kan kita kenal orang hanya lewat tulisan.
Tapi kalo memang itu tetap mau dilakukan ya sudah, silahkan saja. Aku cuma mencoba urun rembug aja kok.
Kalo memang itu aturannya, ya udah.
setubuh . . . eh setujuuuu....
Bener kata mbak Iik, mari kita ngeblog di SS ini untuk kemuliaan nama Raja Yesus.
@cahyadi, biarlah
Yang mau "memaki" silakan!!, yang tidak mau jangan jadi ikut-ikutan ... kalau kita tidak bisa menyesuaikan diri dengan orang yang suka "memaki", apakah pantas meminta mereka menyesuaikan diri, padahal kita sendiri tidak bisa menyesuaikan diri?
Kita juga tidak tahu: apa motif mereka "memaki", bisa saja sebenarnya mereka mengasihi dengan cara menegur dengan keras... dan kita juga tidak tahu isi hati orang yang penuh kelembutan, bisa saja mereka cuma cari perhatian ...
Jadi, biarlah semua terjadi apa adanya, jangan saling menuduh tanpa bukti.
Tidak setuju
Jadi, mengapa kita harus berkata-kata kasar jika dengan kelemahlembutan kita malah bisa menyampaikan sesuatu dengan lebih baik. Mengapa harus memaki jika masih banyak pilihan kata-kata indah yang bisa disampaikan. Ingat, mendapatkan 1000 musuh itu lebih mudah daripada mencari 1 orang teman. Setuju?
Saya tidak setuju. Mari kita baca Firman:
Mat 12:34
(34) Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.
Mat 23:33
(33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?
Mat 23:17
(17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
Jelas sekali Yesus memaki kan? Mari kita coba berpikir dengan jernih. Bisakah Yesus menggunakan "pilihan kata-kata indah" dan bukan kata-kata makian macam ular, bodoh dan buta? Bisa saja. Tapi Yesus tidak melakukan hal tersebut. Pernahkah anda berpikir dan merenungkan kenapa Yesus tidak menggunakan kata-kata indah dan sopan kalau dia berurusan dengan orang tertentu?
Sebenarnya Yesus masih jauh lebih baik hati dibandingkan nabi-nabi PL (Perjanjian Lama). Tindakan paling kasar Yesus cuma memakai cambuk untuk mengusir orang dan membalikkan meja saja.
Yohanes 2:15
(15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Dalam PL nabi-nabi sering melakukan tindak pembantaian. Bahkan tindak pembantaian nabi-nabi tersebut didukung oleh Tuhan.
2 Raja 1:9-10
(9) Sesudah itu disuruhnyalah kepada Elia seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya. Orang itu naik menjumpai Elia yang sedang duduk di atas puncak bukit. Berkatalah orang itu kepadanya: "Hai abdi Allah, raja bertitah: Turunlah!"
(10) Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu." Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.
Kenapa ya? Bukankah Allah adalah kasih. Nah saya rasa cukup pekerjaan rumah buat cahyadi. He he he.
@SF : jadi boleh neh?
Wah terima kasih sdr SF, anda membuka mata saya, bahwa mencaci maki itu Alkitabiah.
@ Henso, boleh !
Salam sdr Henso,
Boleh, kalo kamu sekaliber Yesus. Dan boleh juga kalo kamu "sekaliber" Hai hai dan JF !
Saya ingatkan lg, jangan mecari excuse bahwa kamu boleh memaki juga karena orang lain begitu. Karena Allah menghakimi dengan adil, kamu tidak bisa cari-cari alasan kenapa kamu juga mencaci maki orang lain, kamu bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri !
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@ Deta : kaliber siapa?
Soal Yesus, emang Dia sekaliber Hai hai dan JF?
Kalo aku dibandingin Tuhan Yesus tentu terlalu menghina Tuhan lah.
Soal sekaliber hai hai atau JF : gimana cara ngukurnya ya? Mungkin dalam hal memaki aku belum sekaliber mereka sih. Mereka punya pembenaran atas makian mereka, sementara aku cuma iseng aja.
Eh, iseng itu pembenaran bukan ya?
Karena Allah menghakimi dengan adil, kamu tidak bisa cari-cari alasan kenapa kamu juga mencaci maki orang lain, kamu bertanggung jawab atas perbuatanmu sendiri !
Jadi maksudmu kalau mau maki maki gak perlu alasan? Langsung aja maki maki gitu?
Soal tanggung jawab ya pastilah. Yang gak maki maki juga mesti tanggung jawab sama Tuhan lo.
Aku itu cuma nanya SF, apakah berarti boleh maki maki? Gitu loh. Bukan cari pembenaran tapi kejelasan dari pernyataannya SF.
Peace, peace. Minum segelas air dingin dulu.
@ Henso, Sekaliber mereka
Salam,
Syukur lah kalo tidak merasa sekaliber Yesus.
Sulit mengetahui apakah kamu sekarang sudah "sekaliber" Hai hai dan JF. Cara ngetesnya coba aja dilanjutkan selama beberapa bulan ke depan atau bahkan setahun kedepan deh. Bila kamu bisa bertahan tetap memaki-maki dengan NYAMAN itu tandanya kamu itu sudah SEKALIBER mereka !
Henso menulis:
Soal tanggung jawab ya pastilah. Yang gak maki maki juga mesti tanggung jawab sama Tuhan lo.
Deta:
Nah ini yang PALING PENTING, sudah ngerti rupanya, jadi tidak perlu saya jelasin lebih lanjut. Sekarang silakan dilanjutkan maki-makinya selama setahun ke depan untuk ngetes apakah sudah sekaliber Hai dan JF !
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@ debu tanah : wah begitu toh....
Wah kalo ukurannya begitu, aku nyerah deh.
Kalo harus memaki maki dengan nyaman sih aku belum kelas. Aku maki maki dengan iseng sambil bertan ya tanya dalam hati, kok kristen disini boleh ya? Kelas belajaran lah. Jadi belum terlalu bebal untuk sadar. Masih bisa tobat kok.
Aku kira kaliber dalam pemahaman teologi. Ternyata soal maki maki.
Untunglah Tuhan mengirimkan sampeyan untuk menyelamatkan aku.
@henso
Tentu saja menjadikan Alkitab sebagai dasar kebenaran adalah prinsip yang tidak bebas masalah. Reading is misreading. Makna yang saya tangkap ketika saya membaca Alkitab tidak persis sama dengan makna yang Anda tangkap. Interpretasi saya dan Anda tidak bisa persis sama.
Misalnya tafsiran soal pedang roh, yang begitu ampuh memisahkan jiwa dan roh. Saya lebih pro pada tafsiran Lutheran (dan mungkin Katolik--CMIIW), yaitu bahwa pedang roh harus dihujamkan ke diri sendiri, berbeda dengan cara ditengking-tengking ke sekeliling pekarangan rumah untuk ngusir setan, ataupun diadu-adu dengan sesama Kristen sebagai latihan berteologi.
Dengan demikian jelas saya nyasar telah ke SS. Apa anda belum merasa nyasar?
.
@ aic : tafsiran?
Betul, aku juga kesasar.
Masalah tafsiran aku belum beres sama hai hai thay hiap lo. Emang ente juga percaya bahwa memahami Alkitab berarti menafsir? Kata "Kongzi" sih gak begitu.
@henso: Alkitab masih dibaca, bukan diminum
Reading is misreading.
Bentuk pengetahuan lain mungkin didapat lewat gen. Mengapa pipi saya mirip pipi ibu saya? Otot pipi saya tumbuh menurut "pengetahuan" dalam gen yang diperoleh dari ibu saya itu. Ilmu gaib konon bisa ditransfer dari telapak tangan, lewat jimat, lewat ramuan ataupun hubungan seksual.
Selama masih dengan cara dibaca, maka apa yang diperoleh seseorang ketika membaca Alkitab tidak akan sama dengan yang diperoleh orang lain. "Kependetaan orang awam" sebagaimana diidamkan Luther ternyata susah diwujudkan. Full time ministry tetap dibutuhkan. Toh kita tahu sekarang bahwa di gereja Protestan tetap ada pendeta.
Coba baca novel Bilangan Fu-nya Ayu Utami. Ada istilah lucu yang digunakan oleh Ayu yaitu "pengetahuan yang didapat lewat gigitan". Kalau memang ada pengetahuan macam itu, tentu keren sekali. Kita tak lagi perlu menafsir. Tinggal glek aja, langsung paham semuanya dan langsung setuju semuanya.
.
gigit?
"pengetahuan yang didapat lewat gigitan"
wow... itu yang gigit nya: kita sendiri menggigit makanan or semacamnya ATAU orang lain gigit kita? karena, kalo yang kedua yang dipilih, maka sah2 aja dong si hai2 dan JF maen gigit2 si henso?
;-)
@dennis santoso: itu cuma novel
Ayu memberi contoh soal penularan vampir ke vampir. Kevampiran diperoleh lewat gigitan. Silakan baca novelnya, mungkin suka.
.
@ aic dan denis : gigit vs brakot
Betul mereka senengnya nggigit2. Maknya aku pake jurus mbrakot.
Tapi menurut hai hai, Alkitab tidak bisa ditafsirkan lo. Katanya hanya bisa dipahami. Itu yang bikin aku digigit sama doi. Jangan jangan aku ketularan karena kena gigitan ya?
Agamaitucandu, Nanti anda dibilang SESAT Nalar
Agamaitucandu menulis: Selama masih dengan cara dibaca, maka apa yang diperoleh seseorang ketika membaca Alkitab tidak akan sama dengan yang diperoleh orang lain. "Kependetaan orang awam" sebagaimana diidamkan Luther ternyata susah diwujudkan. Full time ministry tetap dibutuhkan. Toh kita tahu sekarang bahwa di gereja Protestan tetap ada pendeta.
Anda sudah melakukan survey untuk membuktikannya? Jangan terlalu gegabah menarik kesimpulan, nanti agamaitucandu bilang anda SESAT Nalar lho. Oh ya, apa istilah untuk kesesatan menarik kesimpulan seperti anda ya?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@ hai hai : kali ini aku serius
Menurut anda, aic itu sesat nalar dimana?
Coba kali ini aku mau diskusi dengan baik. Please dijelaskan yang sederhana. naggap saja aku gak tahu apa apa.
Henso, Saya Juga Serius
Henso, sebaiknya anda membaca komentar-komentar agamaitucandu ketika dia mengajar tentang sesat nalar atau ketika dia menuduh orang lain sesat nalar. Atau anda bertanya langsung kepada agamaitucandu tentang sesat nalar yang diajarkannya. Setelah anda mempelajarinya, silahkan menarik kesimpulan sendiri.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@ hai hai : ruwet dah
Kalo begitu caranya ya ruwet. Semuanya menuduh yang lain sesat nalar dari kesimpulan terhadap tulisan yang lain.
Ya udah kalo emang itu sesuatu yang sifatnya pribadi.
Aku baca tulisan Alkitabiah sih biasa biasa saja, karena memang framework berpikirnya begitu.
Mungkin kita bikin kesepakatan tentang sesat nalar itu ukurannya apa, lalu dibikinkan aturan di admin. nah yang melanggar standard itu, bisa dicap jidatnya sebagai sesat nalar. Tapi jangan ditato. karena kalo ditato tulisannya gak bisa ilang.
Nah, Ayo Om Hai, Semoga Ini Bisa Berakhir
Ayo Om Hai, Henso sudah agak cooling down, monggo dirembug baik-baik, biar gak panas-panas lagi ..
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
@ SF : kita sejajar dengan Yesus dan nabi?
Ada beberapa keberatanku terhadap tulisan sampeyan.
1. Apakah karena para nabi dan Yesus memaki membuat kita boleh memaki orang lain dalam diskusi?
2. Apakah kita sederajat dengan nabi dan Yesus?
bagaimana dengan perintah paulus untuk bertindak lemah lembut?
Disini kan semua pemahaman kita masih relatif? Mengapa harus memaki orang yang tidak setuju dengan kita?
Yesus memaki karena memang Dia Allah, jelas Dialah standar kebenaran. Nabi memaki dan menghancurkan karena memang disuruh Tuhan.
Lah hai hai dan JF memaki karena apa?
Mereka itu standard kebenaran? atau disuruh Tuhan?
Bagaimana dengan perintah untuk membimbing yang lemah dengan lemah lembut?
Aku tidak setuju dengan cahyadi, tetapi juga gak sreg dengan pembelaanmu diatas. Bisa salah tafsir.
Aku minta penjelasan dari kamu, posisi kita mesti bagaimana? Terutama dalam kasus aku, hai hai dan jf? Apakah makian mereka itu lebih benar dari makian ku?
Please to the point aja, biar gak salah tafsir tehadap tulisanmu.
@henso: Kita sama-sama manusia
1. Iya. Boleh. Tapi motivasinya harus benar.
2. Yesus adalah manusia dan Allah sekaligus. Kalau sudah bicara keilahian Kristus kita memang tidak setara. Tapi Yesus juga manusia 100% yang menyangkal hal ini jelas dinyatakan sesat oleh Firman. Dalam hal kemanusiawiannya maka kita setara dengan Yesus. Semua aktivitas manusia biasa dilakukan dengan wajar oleh Yesus. Yesus bisa marah dan memaki seperti manusia biasa hanya saja Dia tidak berdosa. Bisakah seseorang marah lalu memaki dan tidak berdosa? Bisa. Dari sisi manusia kita setara dengan Yesus.
Efesus 4:26
(26) Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
Henso berkata:
Lah hai hai dan JF memaki karena apa?
Mereka itu standard kebenaran? atau disuruh Tuhan?
Kenapa mereka memaki dan apa alasannya mereka sudah menjelaskan yaitu untuk menyatakan apa yang salah.
2 Timotius 4:2
(2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
2 Timothy 4:2 (KJV)
(2) Preach the word; be instant in season, out of season; reprove, rebuke, exhort with all longsuffering and doctrine.
Coba perhatikan makian hai-hai. Apakah dia menyatakan apa yang salah? Apa dalam makiannya ada pengajaran? Apa dia dengan sabar terus memaki sampai orangnya sadar? Sekarang check makian kamu. Apa kamu menyatakan apa yang salah? Apa dalam makianmu ada pengajaran? Seberapa sabar kamu memaki? He he he.
Soal disuruh Tuhan darimana kita tahu mereka tidak disuruh Tuhan? Setiap kali kita ditegor orang kita harus selalu introspeksi diri. Kenapa? Bisa saja mereka disuruh Tuhan. Kenapa Tuhan tidak menegor langsung saja?
Well Tuhan sudah naik ke surga dan masih belum balik ke bumi. Yang ada dibumi adalah manusia dan binatang. Bileam saja ditegur oleh keledai dan bertobat masak kita sombong dan nggak mau ditegor manusia lain? Kalau sesudah instropeksi diri kita yakin bahwa teguran manusia lain itu salah maka kita tinggal bilang kepadanya bahwa tegurannya tidak benar. Kalau dia tidak setuju ya sudah.
Bagaimana dengan perintah untuk membimbing yang lemah dengan lemah lembut?
Apa kamu sudah perhatikan jenis manusia macam apa yang ditegur oleh jf dan hai-hai? Apakah mereka manusia lemah? Tolong dijawab. Apa yang dimaksud dengan lemah? Apakah kalau seseorang ngotot itu lemah? Kalau dia ngeyel terus menerus apakah dia lemah? Apa definisinya lemah? Bwa ha ha. Kelihatannya pemahaman istilah lemah anda perlu diubah.
@ SF : penindasan
Aku setuju dengan menegur.
Nah, problemnya, mereka juga sedang menegur kita, dengan lasan mereka, yang menurut kita salah.
Bayangkan jika kita dianggap salah oleh penguasa Islam karena menuhankan Yesus. Lalu mereka menegur kita, kalao perlu memaki kita atau menghina kita. Tentu kita tidak setuju kan?
Maling yang jelas ketangkap basah juga gak berhak kita gebukin sampai babak belur kok.
Apalagi soal konsep teologi, yang tidak mungkin tidak ada perbedaan.
Apakah karena para fundamentalis itu menuduh kita salah, membuat mereka berhak menghina dan menganiaya kita?
Nah, dalam hal ini, aku melihat bahwa beberapa dari kita menindas mereka yang kita anggap salah. Bukan sekedar menegur. Menurut aku, definisi menegur itu menyatakan kesalahan saja.
Kalo kemudian kita ngomong : kamu kurang belajar, tidak belajar dengan benar, bodoh, dll, menurut aku itu bukan teguran tetapi makian.
Hai hai sendiri setuju bahwa dia sendiri sedang belajar. Konsepnya dulu dengan sekarang sudah beda. bagi aku, itulah mereka. Alkitabiah itu ya dalam proses belajar juga. M ung,kin suatu saat dia menjadi lebih baik dari kita. Apakah saat itu dia berhak memaki maki kita?
Jadi, aku cuma mau ngomong :
- Menegur itu boleh, tetapi memaki maki itu gak boleh.
- Yesus memaki, karena Yesus melihat hati dan memang dalam suasana permusuhan. Konon SS ini suasananya diskusi, saling belajar.
Itu aja kok.
Maling boleh dibunuh
Keluaran 22:2
(2) Jika seorang pencuri kedapatan waktu membongkar, dan ia dipukul orang sehingga mati, maka si pemukul tidak berhutang darah;
Dalam Perjanjian Lama maka maling itu boleh dibunuh, henso. Dalam PB memang yang berlaku hukum kasih tapi kita nggak bisa bilang orang Yahudi Israel yang cuma ikut PL itu nggak menurut Firman lho kalau mereka membunuh maling. He he he.
Yesus boleh memaki tapi kita tidak itu namanya kemunafikan. Tuhan nggak bakal melarang manusia sesuatu yang Dia sendiri lakukan. Kalau Tuhan melakukan hal itu maka Dia munafik.
Kalo kemudian kita ngomong : kamu kurang belajar, tidak belajar dengan benar, bodoh, dll, menurut aku itu bukan teguran tetapi makian.
Saya tidak setuju. Kalau misalkan saya melihat seseorang melakukan hal yang bodoh terus saya bilang dia bodoh. Maka saya menyatakan fakta. Kalau misalkan orang itu merasa tidak melakukan kebodohan. Ya gampang saja dia tinggal memberikan penjelasan kepada saya bahwa hal yang dia lakukan itu tidak bodoh. Beres kan. Disini kelihatan sekali bahwa kamu itu dalam berinteraksi dengan orang lain masih terlalu banyak melibatkan emosi.
Dalam hal tertentu watak hai-hai ada miripnya dengan saya. Yaitu berusaha tidak melibatkan emosi untuk hal-hal yang ada aturan jelasnya. Coba baca komentar hai-hai Pembunuh Berdarah Dingin
Kalau misalkan saya dulu dikasih tugas mencincang 400 nabi Baal untuk Tuhan maka saya akan melakukannya tanpa ragu sedikitpun.
@ SF : PL dan PB
Menurut aku, tafsiran tentang Keluaran 22:2 tidak membenarkan orang secara semena mena membunuh pencuri. Misalnya pencuri itu kemudian menyerah, bolehkah dipukul sampe mati?
Bagaimana dengan orang berzinah yang ketangkap basah? Mengapa Yesus tidak merajamnya?
Yesus boleh memaki tapi kita tidak itu namanya kemunafikan. Tuhan nggak bakal melarang manusia sesuatu yang Dia sendiri lakukan. Kalau Tuhan melakukan hal itu maka Dia munafik.
Beberapa masalah dari kalimat diatas :
1. Yesus memaki dasarnya pasti beda dengan kita. Sehingga yang Yesus lakukan, belum tentu bisa/boleh kita lakukan. Dasar pemikiranku :
- Tafsiran Yesus tidak mungkin salah. Dia memaki orang yang bertentangan dengan maksud Kristus, sebagai Firman itu sendiri.
- Pemahaman/tafsiran kita mungkin salah atau minimal belum sempurna. Sehingga Yesus berkata : "yang tidak berdosa boleh melempar duluan". Kalo aku terjemahin dalam bahasa sekarang "yang tidak salah secara doktrin, silahkan memaki yang dianggap salah".
2. Tuhan melarang membalas dendam ,karena itu hak Tuhan. Berarti Tuhan munafik? Perlu ayat untuk ini?
Kalau misalkan saya melihat seseorang melakukan hal yang bodoh terus saya bilang dia bodoh. Maka saya menyatakan fakta. Kalau misalkan orang itu merasa tidak melakukan kebodohan. Ya gampang saja dia tinggal memberikan penjelasan kepada saya bahwa hal yang dia lakukan itu tidak bodoh. Beres kan.
Masalah :
- Saya sekarang melihat anda melakukan kebodohan, karena menyamakan diri dengan Yesus. Tetapi itu tidak membuat saya berhak menyatakan anda bodoh, karena mungkin saja saya salah mengerti terhadap semua tulisan anda.
- Kalau saya merasa anda bodoh, saya tinggal mengungkapkan bahwa anda itu salahnya disini, disitu, dll. Beres kan? Mengapa harus membodoh bodohkan orang?
Disini kelihatan sekali bahwa kamu itu dalam berinteraksi dengan orang lain masih terlalu banyak melibatkan emosi.
Yang tidak terlalu banyak melibatkan emosi yang bagaimana?
jangan jangan kamu yang salah tafsir terhadap tulisanku. Apakah aku berhak mengatakan kamu bodoh? SKSDSTSH?
Dalam hal tertentu watak hai-hai ada miripnya dengan saya. Yaitu berusaha tidak melibatkan emosi untuk hal-hal yang ada aturan jelasnya.
Orang psikopat juga tidak melibatkan emosi, menurut aturan jelasnya dia.
Aturan jelas itu menurut siapa?
Kalau misalkan saya dulu dikasih tugas mencincang 400 nabi Baal untuk Tuhan maka saya akan melakukannya tanpa ragu sedikitpun.
Soal ini saya juga setuju. Bahkan kalo Tuhan menyuruh saya mencincang anda, saya juga tidak ragu melakukannya.
Yang saya ragukan adalah :
betulkah Tuhan menyuruh saya mencincang anda?
betulkah Tuhan menyuru anda memaki orang lain?
Demikian pendapat saya, tanpa emosi sedikitpun.
menurut aturan jelasnya dia
Orang psikopat juga tidak melibatkan emosi, menurut aturan jelasnya dia.
*dicatet*
"menurut aturan jelasnya dia" maksudnya apa ya?*
.
@ aic : aturan si psikopat
Ya menurut aturan si psikopat bahwa dia boleh membunuh. Lalu dia membunuh dengan tanpa emosi.
Tapi yang ini aku gak terlalu serius. Soale cuma tahu psikopat dari film. Aku Belum pernah ketemu orang yang mengakui dia psikopat.
Aku juga bukan super, bukan star, apalagi psikopat ( kata psikolog ).
yang ini harus dicatet. Buat ujian negara.
donlot e-book psikopat dan narsis
Psikopat (dan narsis) tidak punya (cukup) empati, yaitu kemampuan merasakan rasa sakitnya orang lain.
*berarti 3 link donlot e-book yg tempo hari saya kasih belum dibaca*
.
@ aic : baca sebagian
Belum semua. Soale sambil dicatet.
Ya itu maksudnya gak ada emosi kaya psikopat.
Nah psikopat pasti punya aturan main sendiri. Gitu maksudku.
Empati
Empati itu berguna untuk mengurangiperbuatan yang menyebabkan luka. Anggaplah luka itu bisa dihitung sepeti hit point dalam game. Misal saya menyerang Anda senilai 100 attack pont. Lalu Anda punya defense 20%, sehingga Anda menderita 80 attack dari saya. Empati itu kemampuan merasakan rasa sakit orang lain. Misalnya empati saya 40%. Jadi ketika saya melihat Anda menderita sakit 80 hit point dari saya, maka saya pun jadi terkena imbas 40% dari rasa sakit Anda yaitu sebesar 32 hit point.
Kesimpulannya, ketika kita saling serang dengan orang yg empatinya lebih kecil dari kita atau yg sama sekali tidak punya empati, maka kita akan cepat kalah. Saat kita melukai orang lain, empati kita akan membuat kita pun terluka olehperbuatan kita sendiri. Nah, kalau Anda merasa sebagai orang yg gampang luka/ tidak nyaman cuma melihat orang bertengkar, tidak usah kecil hati. Mungkin nilai empati Anda lumayan besar, sehingga peka terhadap rasa sakit orang lain.
Yang gawat adalah ketika seseorang malah merasa senang ketika melihat orang lain dilukai, dipermalukan.
.
@ aic : kira kira begitulah
Soal bertengkar sih biasa. Namun ketika menggunakan mantra "dalam nama Yesus, sesuai Alkitab, dll" lalu memvonis orang lain salah, menurut aku itu kurang indah dipandang.
Susahnya adalah ketika di dunia maya ini seakan akan tidak ada emosi. Bagiku ini disebut "fragmented life".
Lama lama aku juga mungkin jadi tukang catut, mirip sampeyan.
@henso
Menurut aku, tafsiran tentang Keluaran 22:2 tidak membenarkan orang secara semena mena membunuh pencuri. Misalnya pencuri itu kemudian menyerah, bolehkah dipukul sampe mati?
Keluaran 22:2-3
(2) Jika seorang pencuri kedapatan waktu membongkar, dan ia dipukul orang sehingga mati, maka si pemukul tidak berhutang darah;
(3) tetapi jika pembunuhan itu terjadi setelah matahari terbit, maka ia berhutang darah. Pencuri itu harus membayar ganti kerugian sepenuhnya; jika ia orang yang tak punya, ia harus dijual ganti apa yang dicurinya itu.
Istilah tidak berhutang darah artinya tidak bersalah dihadapan Tuhan. Jadi boleh. Tapi coba baca lagi konteksnya. Membunuh pencuri pada saat dia kedapatan mencuri itu boleh. Tapi membunuh pencuri tersebut setelah dia ditangkap tidak boleh. Kenapa? Pada konteks pertama orang yang jadi korban pencuri dalam kondisi marah dan langsung main hakim sendiri. Dalam konteks kedua pencuri tersebut ditangkap dulu baru dibunuh. Nah ini tidak boleh. Jadi pencuri itu kalau ketangkap basah lalu dibunuh maka nggak apa-apa. Tapi kalau ditangkap dulu baru dibunuh nggak boleh. Karena kalau ditangkap artinya yang dicuri ingin dapat ganti rugi. Sesudah dikasih ganti rugi sama si pencuri maka si pencuri nggak boleh dibunuh.
Bagaimana dengan orang berzinah yang ketangkap basah? Mengapa Yesus tidak merajamnya?
Sebenarnya semua manusia layak dihukum mati karena dosa bukan cuma perempuan yang berzinah tersebut. Lalu kenapa Yesus tidak menghukum mati perempuan tersebut? Karena hukuman mati wanita tersebut Dia tanggung di kayu salib.
Beberapa masalah dari kalimat diatas :
1. Yesus memaki dasarnya pasti beda dengan kita. Sehingga yang Yesus lakukan, belum tentu bisa/boleh kita lakukan. Dasar pemikiranku :
- Tafsiran Yesus tidak mungkin salah. Dia memaki orang yang bertentangan dengan maksud Kristus, sebagai Firman itu sendiri.
- Pemahaman/tafsiran kita mungkin salah atau minimal belum sempurna. Sehingga Yesus berkata : "yang tidak berdosa boleh melempar duluan". Kalo aku terjemahin dalam bahasa sekarang "yang tidak salah secara doktrin, silahkan memaki yang dianggap salah".
Coba pelajari dulu makian Yesus. Apakah Yesus memaki soal urusan tafsir-menafsir? He he he. Coba baca lagi baik-baik dan pelajari alasan Yesus memaki. Yesus memaki untuk menyatakan fakta.
2. Tuhan melarang membalas dendam ,karena itu hak Tuhan. Berarti Tuhan munafik? Perlu ayat untuk ini?
Sepertinya saya tidak ngomong soal dendam? Apa kamu ada dendam didalam hati?
Masalah :
- Saya sekarang melihat anda melakukan kebodohan, karena menyamakan diri dengan Yesus. Tetapi itu tidak membuat saya berhak menyatakan anda bodoh, karena mungkin saja saya salah mengerti terhadap semua tulisan anda.
- Kalau saya merasa anda bodoh, saya tinggal mengungkapkan bahwa anda itu salahnya disini, disitu, dll. Beres kan? Mengapa harus membodoh bodohkan orang?
Kalau saya melihat seseorang mencuri terus orang tersebut saya bilang pencuri apakah saya salah? Kalau saya melihat seseorang melakukan hal yang bodoh terus saya bilang dia bodoh apakah saya salah? Kalau saya menyatakan fakta dan bukan kebohongan sekalipun kata-kata yang saya gunakan sangat kasar apakah saya berbohong? Kalau misalkan ada yang minta sama saya supaya saya cuma menggunakan kata-kata yang sopan apakah ini permintaan yang sopan? Bukankah ini yang namanya mau mengatur seenak jidat?
Yang tidak terlalu banyak melibatkan emosi yang bagaimana?
jangan jangan kamu yang salah tafsir terhadap tulisanku. Apakah aku berhak mengatakan kamu bodoh? SKSDSTSH?
Jangan ragu-ragu untuk menegor saya kalau saya melakukan kesalahan.
Mazmur 141:5
(5) Biarlah orang benar memalu dan menghukum aku, itulah kasih; tetapi janganlah minyak orang fasik menghiasi kepalaku! Sungguh aku terus berdoa menentang kejahatan-kejahatan mereka.
Demikian pendapat saya, tanpa emosi sedikitpun.
Bwa ha ha ha. Anda sudah terlalu emosi. Posting berikut dari anda tidak akan saya tanggapi. Akan saya tunggu dulu sampai anda agak dingin.
@ SF : terserahlah....
kalo gak mau nanggapi ya gak papa. Di klewer ini tiap orang boleh apa saja kok. Paling juga ditegur admin. kalo diblack list ya tinggal pake nama lain.
Dalam hal pencuri, kemungkinan tafsiran anda bisa masuk akal.
tapi aku punya tafsiran lain :
memukul pencuri itu kemungkinan dalam rangka mempertahankan harta yang akan dicuri, atau karena tertangkap basah lalu pencuri melawan sehingga terjadi perkelahian, dsb.
Intinya, aku mau ngomong bahwa soal pemahaman Alkitab itu berkaitan dengan tafsiran pembacanya. Jadi wajar saja kalo ada perbedaan.
Coba pelajari dulu makian Yesus. Apakah Yesus memaki soal urusan tafsir-menafsir? He he he. Coba baca lagi baik-baik dan pelajari alasan Yesus memaki. Yesus memaki untuk menyatakan fakta.
Justru itu, Yesus memaki karena Dialah penentu apakah sesuatu itu fakta atau bukan. Sementara kita bukan penentu fakta.
Manusia tidak mungkin menyatakan fakta seobyektif mungkin karena waktu memahami fakta, berbagai faktor ikut mempengaruhi.
Pertanyaan saya, apakah anda memaki karena menunjukkan fakta? Apakah fakta itu?Bagaimana menguji fakta sebagai fakta? Sampeyan sudah belajar epistemologi?
Kasus Alkitabiah misalnya, itukan tafsiran anda dan hai hai bahwa referensi tertentu yang benar, referensi lain yang salah. Apakah anda bisa membuktikannya? Soal galileo misalnya, pendapat anda itu mungkin dianut oleh sebagian besar orang. Namun tidak mutlak pendapat itu benar.
Soal makian Yesus, mungkin sampeyan perlu belajar lebih teliti waktu Yesus memaki parisi dan ahli torat. Sebagian makian berkait dengan tafsiran mereka terhadap torat yang tidak sesuai dengan maksud asli dari Allah.
Coba, dengan tenang anda pelajari lagi. Kalo sudah belajar, mungkin baru bisa diskusi dengan baik.
Kalau saya melihat seseorang mencuri terus orang tersebut saya bilang pencuri apakah saya salah? Kalau saya melihat seseorang melakukan hal yang bodoh terus saya bilang dia bodoh apakah saya salah? Kalau saya menyatakan fakta dan bukan kebohongan sekalipun kata-kata yang saya gunakan sangat kasar apakah saya berbohong?
Saya tidak ngomong anda salah atau tidak. tapi perhatikan beberapa situasi :
- beberapa tuduhan baru bisa dibenarkan setelah terbukti oleh hakim. Anda hakim? Bahkan hakim saja bisa salah.
- Kalo tuduhan itu tidak terbukti, kan jadi masalah pencemaran nama baik.
- Apakah anda yakin anda tidak salah lihat? Misalnya orang masuk rumah dengan memanjat tembok, apakh pasti maling? Bisa jadi dia itu yang punya rumah, tapi kunci rumahnya ilang sehingga manjat.
Anda berhak mengatakan pencuri kalo, ada yang kehilangan dan terbukti seseorang yang lain mengambilnya tanpa hak.
Jadi, saat anda mengatakan sso mencuri bisa jadi itu bukan kebohongan, tapi kesalahan. Anda tidak bermaksud berbohong tetapi salah persepsi thd seseorang.
Orang bohong juga bisa dengan kata kata halus. Orang jujur juga tidak harus menggunakan kata kata yang kasar dan menimbulkan emosi.
Kalau misalkan ada yang minta sama saya supaya saya cuma menggunakan kata-kata yang sopan apakah ini permintaan yang sopan? Bukankah ini yang namanya mau mengatur seenak jidat?
Permintaan itu bisa jadi sopan, sepanjang memintanya dengan baik. Tapi kalo mintanya dengan maki maki ya jadi tidak sopan.
Kalimat seenak jidat itu bukan kalimat emosionil?
daripada mau ngatur seenak pantat? lebih sopan seenak jidat bukan?
Terakhir :
SAYA CUMA MAU MENGAJAK KITA MENJADI ORANG YANG SANTUN DAN TEGAS.
CARANYA DENGAN BEREMPATI DAN BERBELAS KASIHAN , MENURUT AIC, (inipun kalo gak salah tafsir).
Menulis ha...ha...ha... tidak berarti anda itu tidak emosi bukan?
Selamat mendinginkan diri.
@ SF : penindasan
Aku setuju dengan menegur.
Nah, problemnya, mereka juga sedang menegur kita, dengan lasan mereka, yang menurut kita salah.
Bayangkan jika kita dianggap salah oleh penguasa Islam karena menuhankan Yesus. Lalu mereka menegur kita, kalao perlu memaki kita atau menghina kita. Tentu kita tidak setuju kan?
Maling yang jelas ketangkap basah juga gak berhak kita gebukin sampai babak belur kok.
Apalagi soal konsep teologi, yang tidak mungkin tidak ada perbedaan.
Apakah karena para fundamentalis itu menuduh kita salah, membuat mereka berhak menghina dan menganiaya kita?
Nah, dalam hal ini, aku melihat bahwa beberapa dari kita menindas mereka yang kita anggap salah. Bukan sekedar menegur. Menurut aku, definisi menegur itu menyatakan kesalahan saja.
Kalo kemudian kita ngomong : kamu kurang belajar, tidak belajar dengan benar, bodoh, dll, menurut aku itu bukan teguran tetapi makian.
Hai hai sendiri setuju bahwa dia sendiri sedang belajar. Konsepnya dulu dengan sekarang sudah beda. bagi aku, itulah mereka. Alkitabiah itu ya dalam proses belajar juga. M ung,kin suatu saat dia menjadi lebih baik dari kita. Apakah saat itu dia berhak memaki maki kita?
Jadi, aku cuma mau ngomong :
- Menegur itu boleh, tetapi memaki maki itu gak boleh.
- Yesus memaki, karena Yesus melihat hati dan memang dalam suasana permusuhan. Konon SS ini suasananya diskusi, saling belajar.
Itu aja kok.
@SF: Makasih pekerjaan rumahnya...
Mas SF yang terkasih, terimakasih atas pengertian yang sudah diberikan. Saya menghargai ketidaksetujuan ANDA... toh berbeda pendapat itu tidak diharamkan. Pilihan saya tetap, menggunakan kata-kata yang lemah lembut itu lebih enak didengar daripada kata-kata yang kasar dan menyapa dengan penuh kehangatan lebih enak daripada memaki. Alasannya sederhana saja... karena sejak saya dilahirkan di dunia ini di dalam keluarga saya, tidak ada kebiasaan untuk berkata-kata kasar dan memaki. Dan kebiasaan ini terbawa hingga saya dewasa. Jadi ketika mendengar ada orang yang memaki atau berkata-kata kasar, kuping ini rasanya jadi sakit setengah mati... cuma saya ndak bisa apa-apa kalo itu emang udah bawaan orang tersebut. Yang saya usulkan tetap, bahwa kebiasaan yang enggak baik ndak perlu di bawa dalam komunitas apalagi menginginkan orang lain jadi seperti kita. Wah... wah... wah... ingat selalu, mendapatkan 1000 musuh lebih mudah daripada mencari 1 orang teman. Salam...
*** Ikut Yesus, Siapa Takut?!?!?! ***
@dicatet
kebiasaan yang enggak baik ndak perlu di bawa dalam komunitas apalagi menginginkan orang lain jadi seperti kita.
*dicatet*
.
@Cahyadi: Kita bicara masalah standard
Cahyadi dalam suatu situs maka yang berlaku bukanlah kebiasaan pribadi atau standard pribadi melainkan standard yang ditetapkan oleh situs tersebut. Situs ini menerapkan Firman Tuhan sebagai standard nya. Karena itu saya bertanya kepada anda berdasarkan Firman dan bukan kebiasaan pribadi saya.
Walaupun anda tidak pernah mengumpat bukan berarti Firman tidak mengandung umpatan kan? Anda suka atau tidak suka Firman tidak akan berubah. Karena anda tidak mempertimbangkan pertanyaan pertama saya baiklah saya ulangi lagi: Kenapa Tuhan Yesus sampai menggunakan kata-kata makian seperti bodoh, ular beludak, munafik dll? Bukankan Tuhan Yesus bisa menggunakan eufemisme? Bukankah bisa digunakan kata-kata kurang pintar, binatang berbahaya dan tidak konsisten untuk menggantikan kata-kata bodoh, ular beludak dan munafik. Apakah watak Yesus lebih jelek dari watak anda? Ataukah Yesus dididik dengan tidak benar oleh orang tuanya? Kenapa ya?
Menurut pendapat saya bukan itu semua alasannya melainkan Yesus adalah manusia paling jujur yang pernah hidup diatas muka bumi ini. Apa yang keluar dari mulutnya adalah apa yang diyakininya dengan sepenuh hati. Kalau Yesus bilang seseorang itu bodoh maka Yesus bukan ingin menghina tapi cuma menyatakan kebenaran atau fakta.
Nah bagaimana menurut pendapat anda. Kenapa Yesus memaki dan menggunakan kata-kata makian yang kasar? Dan misalkan Tuhan Yesus menyuruh anda memaki seseorang apakah yang akan anda lakukan? Apakah anda akan berkilah bahwa anda tidak dibesarkan dengan cara demikian? Lalu apakah artinya Yesus adalah Tuhan?
*dicatet*
Situs ini menerapkan Firman Tuhan sebagai standard nya.
@dicatet
.
*dicatet*
Agamaitucandu mencatat dicatat
dicatet.
Makin nggak jelas saja nih apa maunya? Apa cuma cari point? He he he.
@SF, iya nih agamaitucandu
iya nih...
jangan2 dia kerjaanya tukang catet...
For to me to live is Christ, and to die is gain.
jangan2 dia kerjaanya tukang
jangan2 dia kerjaanya tukang catet...
*tukang catut, komisi 10%. jual-beli surat jalan komisi 5%. pinjem bendera 3%*
*belum termasuk perpuluhan 10%*
.
@AIC, ya wis.. kita bisnis bareng wae...
*tukang catut, komisi 10%. jual-beli surat jalan komisi 5%. pinjem bendera 3%*
lha gimana? join sama aku aja bisa kok.
Jual ruko, jual mall, jual lapangan simpang lima semarang, jual kantor gubernuran,... aku kasih komisi 50% dah...
tapi semua ga ada sertipikatnya...
piye? kamu bisa ngusahain ga?
ha ha ha ha
For to me to live is Christ, and to die is gain.
@iik
Jual ruko, jual mall, jual lapangan simpang lima semarang, jual kantor gubernuran,... aku kasih komisi 50% dah...
tapi semua ga ada sertipikatnya...
dulu kamu yang jadi makelarna yah bisa tahu gak ada sertifikatna.
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
*belum ketemu*
Makin nggak jelas saja nih apa maunya? Apa cuma cari point?
*baca-baca policy ada atau nggak larangan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting untuk dicatat*
*belum ketemu*
.
@ *belum ketemu*
ya... kopdar wae biar ketemu... setuju?
For to me to live is Christ, and to die is gain.
@aic: Saya tidak melarang cuma mempertanyakan
Saya tidak melarang tapi cuma mempertanyakan apa alasan kamu memberikan komentar yang cuma one liner. Saya tidak mengerti tujuan komentar kamu.
@kenapa nyatet: konsekuensi berhenti mengkritik
konsekuensi dari memutuskan berhenti mengkritik adalah:
Saya kesulitan untuk berkomentar/merespon apa yang saya baca di sini. Ketika saya memberikan komentar, mungkin saja saya tidak sengaja mengkritik. Bisa saja komentar itu setelah diuji kemudian terbukti benar adalah sebuah kritik, walaupun saya tidak punya niat demikian. Daripada saya nanti repot harus membuktikan niat saya, jadi lebih aman saya mencatat saja apa-apa yang saya anggappenting untuk dicatat. Saya menuliskan komen bahwa saya mencatat, maksudnya sebagai pemberitahuan kepada pemiliknya, bahwa kalimat atau frase orang tersebut tersebut telah saya catat.
.
@SF: Excellent. I got your point.
Terus terang saya respek dengan tiap jawaban-jawaban Anda. Yang ini maupun di posting lain.
Tidak semua orang yang datang ke SS dihardik. Sama seperti tidak semua orang dihardik oleh Yesus. Memang Yesus meletakkan batasan jelas mana audiens dan mana pengganggu. Yesus bukan cuma menganalisa orang-orang di hadapannya. Namun Ia "melihat" iman mereka. Bagi Yesus, iman begitu transparan sehingga kelihatan dan Kitab Suci menggunakan frase "melihat" iman.
Salah satu kalimat kunci yang menyapa saya ketika datang ke sini adalah "Apakah Anda tersesat?" Uraian Anda di atas sangat membantu saya dan pertanyaan itu baru bisa saya jawab sekarang. Ya, saya ternyata memang nyasar.
.