Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pentingnya Merenungkan Firman Tuhan (Ul. 1:1-8)

Liem Sien Liong's picture

Pada masa kini kita hidup dalam situasi dan kondisi yang serba sibuk.  Bahkan kita hanya memiliki sedikit waktu untuk keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita.  Nampaknya, pekerjaan telah banyak menyita waktu kita, sehingga kita menjadi sebuah “mesin kerja” yang harus menghasilkan uang.  Calakanya, dalam kesibukan tersebut kita seringkali kehilangan waktu untuk dapat merenungkan firman TUHAN dengan baik. Lambat laun, kebiasaan ini membuat kita enggan untuk merenungkannya, bukan karena kita tidak memiliki waktu, tetapi karena kita tidak terbiasa dan tidak terbeban untuk melakukannya (alias “mati rasa” terhadap firman TUHAN).  Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kehidupan rohani kita. Pada hari ini kita merunungkan bagian pertama kitab Ulangan.  Dalam pasal pertama ini, kita menjumpai bahwa Musa mengingatkan bangsa Israel untuk merenungkan kembali Taurat Tuhan yang telah mereka terima, ketika mereka berada di seberang sungai Yordan, di padang gurun antara Paran dan Tofel (ay. 1).  Mengapa Musa harus mengingatkan perkataan Taurat TUHAN kepada Israel?  Jelas, jawabannya adalah agar bangsa Israel mengerti bahwa TUHANlah yang telah menuntun mereka dan memberikan kemenangan demi kemenangan terhadap musuh mereka, sehingga iman mereka semakin bertumbuh di dalam Dia.  Dengan mengingat Taurat TUHAN, mereka terhindar dari keangkuhan dan kepercayaan terhdap ilah-ilah lain.  Karena itu, Musa menegaskan kepada bangsa Israel: “TUHAN, Allah kita . . . dan TUHAN telah menyerahkan negeri itu kepadamu . . .” (ay. 6-8).  Bagaimana dengan Anda hari ini?  Adalah sangat penting bagi kita untuk merenungkan firman TUHAN, sebab melaluinya kerohanian kita dikuatkan bahwa TUHAN adalah penuntun langkah hidup kita, yang tidak pernah ingkar terhadap janji-Nya, dan kita juga mengerti apa yang harus kita lakukan di hadapan-Nya. 

__________________

Dear, my friend

Ang Chen Chen

Mengenai pencobaan Ayub memang seringkali dipandang bahwa Allah sedang bertaruh dengan iblis, namun hal ini tentu akan menimbulkan asumsi yang menakutkan sebab kredibilitas Allah bergantung pada s